Palestina menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak Israel untuk menghentikan blokade di Jalur Gaza. Resolusi ini dipandang sebagai langkah penting dalam mengakhiri penderitaan warga Gaza akibat pembatasan yang berlangsung bertahun-tahun.
Latar Belakang Blokade Gaza
Blokade yang diberlakukan Israel atas Jalur Gaza sudah berlangsung lebih dari satu dekade sejak 2007, setelah Hamas mengambil alih kendali wilayah tersebut. Blokade ini membatasi masuknya barang-barang kebutuhan pokok, bahan bakar, obat-obatan, dan bahan konstruksi, sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan yang berat di Gaza.
Blokade ini juga mendapat kecaman dari banyak negara dan organisasi internasional, yang menyebutnya sebagai tindakan yang memperburuk situasi kemanusiaan dan menghambat perdamaian di kawasan. (un.org)
Resolusi PBB dan Isinya
Pada sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 13 Desember 2025, diadopsi sebuah resolusi yang mendesak Israel untuk segera menghentikan blokade yang diberlakukan terhadap Jalur Gaza. Isi utama resolusi tersebut antara lain:
-
Mendesak Israel untuk membuka semua jalur akses masuk ke Gaza demi memastikan kelancaran bantuan kemanusiaan dan kebutuhan dasar warga.
-
Menyerukan penghentian segala bentuk pembatasan yang menghambat pemulihan ekonomi dan infrastruktur di Gaza.
-
Mengingatkan pentingnya perlindungan warga sipil dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di wilayah konflik.
-
Menegaskan kembali komitmen komunitas internasional untuk mencari solusi damai dan berkelanjutan di Timur Tengah. (bbc.com)
Resolusi ini mendapatkan suara mayoritas, namun mendapat tentangan dari beberapa negara yang menilai blokade sebagai bagian dari kebijakan keamanan Israel.
Respons Palestina
Pemerintah Palestina melalui Presiden Mahmoud Abbas menyambut baik resolusi tersebut sebagai dukungan kuat dari komunitas internasional terhadap penderitaan rakyat Gaza. Dalam pernyataannya:
“Resolusi ini adalah langkah penting yang memberikan harapan baru bagi rakyat kami di Gaza yang telah lama hidup dalam penderitaan akibat blokade. Kami berharap Israel segera mematuhi tuntutan ini demi menghentikan krisis kemanusiaan.”
— Mahmoud Abbas, Presiden Palestina (aljazeera.com)
Pihak Hamas juga menyatakan bahwa resolusi ini memperkuat posisi mereka dalam diplomasi dan perjuangan politik untuk mengakhiri pembatasan yang menindas rakyat Gaza.
Reaksi Internasional
-
Negara-negara Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendukung resolusi tersebut dan menyerukan penegakan hukum internasional untuk memastikan pemenuhan hak rakyat Palestina.
-
Uni Eropa mengapresiasi langkah PBB dan mengingatkan Israel agar segera mengambil tindakan untuk mengakhiri blokade yang berdampak negatif pada stabilitas regional.
-
Amerika Serikat memberikan dukungan terbatas, dengan menekankan pentingnya keamanan Israel, namun juga menyatakan perlunya solusi kemanusiaan yang seimbang.
Dampak Resolusi dan Tantangan ke Depan
Meski resolusi PBB ini merupakan sinyal politik kuat, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi tantangan besar, antara lain:
-
Israel sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mencabut blokade secara total.
-
Kompleksitas politik internal Palestina dan ketegangan antara Fatah dan Hamas.
-
Perlunya pengawasan dan mekanisme internasional agar resolusi tidak hanya menjadi simbol, melainkan diimplementasikan secara nyata.
Para pengamat menilai resolusi ini bisa menjadi momentum diplomasi baru untuk mendorong dialog dan pemulihan kondisi kemanusiaan di Gaza, meskipun jalan menuju penyelesaian akhir konflik masih panjang dan berliku.
Kesimpulan
Resolusi PBB yang mendesak Israel untuk menghentikan blokade Gaza mendapat apresiasi dari Palestina sebagai langkah positif yang menunjukan dukungan dunia terhadap penderitaan warga Gaza. Namun, tantangan implementasi dan dinamika geopolitik regional tetap menjadi hambatan utama yang harus dihadapi untuk mewujudkan perubahan nyata.