Jenazah Pakubuwono XIII Dibawa ke Imogiri dari Solo

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, raja Keraton Surakarta Hadiningrat, wafat pada usia 77 tahun dan jenazahnya diberangkatkan dari Solo menuju pemakaman di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. CNN Indonesia+2Wikipedia+2
Pemakaman ini merupakan prosesi adat yang sakral dan menjadi momen penting bagi keluarga keraton, masyarakat Surakarta, serta warga yang menghormati tradisi kerajaan Jawa.

Kronologi Proses Pemakaman

  • Jenazah Pakubuwono XIII diberangkatkan dari kediaman persemayaman di Sasono Parasdya, Kompleks Keraton Surakarta, pada Rabu (5 November 2025) pagi. Pengawalan dilakukan oleh aparat TNI-Polri. kumparan+1

  • Rute yang dilalui mencakup area dalam keraton, Bangsal Magangan, Alun-Alun Kidul, Jalan Slamet Riyadi hingga Rumah Dinas Wali Kota Solo di Loji Gandrung sebagai titik transit sebelum menuju Imogiri. Republika Online

  • Upacara adat pemberangkatan diawali dengan pembacaan sabda lelayu dan diiringi dengan tradisi brobosan, di mana keluarga inti melewati bawah peti jenazah sebagai penghormatan terakhir. kumparan

  • Di sepanjang rute, ribuan warga Solo turut melepas kepergian Raja Solo tersebut, menunjukkan penghormatan publik yang besar. https://www.metrotvnews.com

  • Pemakaman dilaksanakan di kawasan Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, pada tanggal yang telah disepakati yaitu 5 November 2025. detiknews

Makna dan Tradisi di Balik Pemakaman

  • Pemakaman di Imogiri bukan hanya tempat peristirahatan bagi Pakubuwono XIII, tetapi bagian dari tradisi panjang Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta yang sejak abad ke-17 menggunakan Imogiri sebagai lokasi pemakaman bangsawan dan raja. Wikipedia+1

  • Prosesi adat seperti brobosan, pengawalan kereta jenazah keraton, dan iring-iringan masyarakat menunjukkan kombinasi antara penghormatan tradisional dan kehadiran publik di era modern.

  • Rute panjang yang diikuti oleh jenazah mencerminkan keterikatan antara keraton dan komunitas—keraton secara simbolik “melintasi” kota sebagai bagian dari upaya penghormatan dan keterlibatan publik.

Dampak & Respons Publik

  • Banyak warga Solo dan sekitarnya yang hadir di jalan-rute pemberangkatan jenazah, menunjukkan simpati dan hormat yang luas terhadap almarhum. https://www.metrotvnews.com

  • Situasi ini juga menuntut pengamanan khusus dari aparat keamanan karena kombinasi tradisi kerajaan dan massa publik. https://www.metrotvnews.com

  • Bagi Keraton Surakarta, ini adalah momen penting untuk menegaskan kesinambungan adat, legitimitas kepemimpinan, dan penghormatan terhadap leluhur.

Tantangan dan Catatan Penting

  • Koordinasi antara keraton, pemerintah daerah (Solo dan Bantul/Yogyakarta), aparat keamanan, dan masyarakat diperlukan untuk kelancaran prosesi yang melibatkan banyak elemen.

  • Pengaturan lalu lintas dan keamanan publik menjadi penting karena rute yang ditempuh cukup panjang dan melalui area perkotaan ramai.

  • Dokumentasi dan komunikasi publik terkait tradisi-keraton perlu dijalankan secara baik agar masyarakat luas memahami makna dan bukan hanya melihat sebagai acara spektakuler.

Kesimpulan

Pemakaman Pakubuwono XIII yang dibawa dari Solo ke Imogiri adalah acara penuh makna—menggabungkan tradisi, publik, dan penghormatan pada pemimpin keraton. Prosesi tersebut bukan hanya mengenai kepergian seorang raja, tetapi juga refleksi tentang warisan budaya Jawa, relasi antara keraton dan masyarakat, dan bagaimana tradisi tetap dijalankan di era modern. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak, dan semoga tradisi yang dijalankan tetap mencerminkan kehormatan dan kebersamaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *