Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP30 yang digelar di Brasil resmi berakhir dengan kebuntuan setelah Uni Eropa (UE) menolak draf kesepakatan yang diajukan. Penolakan ini menjadi pukulan berat bagi upaya global menanggulangi perubahan iklim dan mengancam kelangsungan diplomasi internasional di sektor lingkungan.
Latar Belakang COP30 Brasil
COP30 merupakan forum tahunan yang dihadiri oleh hampir 200 negara, bertujuan untuk menyepakati langkah-langkah kolektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadaptasi dampak perubahan iklim. KTT kali ini digelar di Rio de Janeiro, Brasil, dengan fokus utama pada target net-zero emisi karbon dan pendanaan perubahan iklim bagi negara-negara berkembang.
Alasan Penolakan Uni Eropa
-
Draf kesepakatan yang diajukan dianggap oleh UE tidak cukup ambisius dalam hal pengurangan emisi dan jadwal implementasi target iklim.
-
UE juga menyoroti ketidakseimbangan dalam pembagian beban antara negara maju dan berkembang, yang menurut mereka terlalu longgar pada negara-negara besar penghasil emisi di kawasan lain.
-
Dalam pernyataannya, Komisaris UE untuk Aksi Iklim, Sofia Müller, menyatakan:
“Draf ini tidak mencerminkan urgensi krisis iklim dan tidak mengikat secara hukum. UE tidak bisa menerima kesepakatan yang hanya menjadi simbol tanpa aksi nyata.”
Dampak Kebuntuan COP30
-
Kegagalan mencapai kesepakatan menimbulkan kekhawatiran luas tentang kredibilitas proses multilateral PBB dalam menghadapi tantangan iklim.
-
Negara-negara berkembang yang bergantung pada dana iklim merasa kecewa karena tidak ada jaminan pendanaan baru.
-
Aktivis lingkungan dan organisasi non-pemerintah menyatakan kekecewaan besar dan menyerukan aksi lebih radikal di tingkat nasional masing-masing.
Reaksi Negara-negara Lain
-
Brasil sebagai tuan rumah menyayangkan kegagalan ini, mengingat negara tersebut ingin COP30 menjadi titik balik dalam aksi iklim global.
-
Negara-negara G77 dan China menuduh UE terlalu memaksakan standar tinggi tanpa memperhatikan kondisi pembangunan dan kebutuhan negara berkembang.
-
Amerika Serikat menyatakan akan terus mendorong dialog dan kolaborasi bilateral meski kegagalan COP30.
Prospek dan Jalan ke Depan
-
COP31 yang akan digelar di Uni Emirat Arab pada tahun depan diprediksi akan menjadi medan baru perdebatan sengit, terutama soal komitmen pendanaan dan target pengurangan emisi.
-
Para pakar menilai, tanpa konsensus global, upaya pembatasan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius semakin sulit tercapai.
-
Ada dorongan kuat agar negara-negara memperkuat aksi nasional mereka secara mandiri, termasuk transisi energi bersih dan investasi teknologi hijau.