Kang Dedi Mulyadi Sidak Ke Pabrik Aqua: Kaget, Sumber Air Ternyata dari Sumur Bor

Inspeksi dilakukan oleh Dedi Mulyadi di pabrik Aqua di daerah Subang, Jawa Barat. suara.com+2RMOLLAMPUNG+2
Ketika mengunjungi lokasi, ia menanyakan langsung kepada pihak perusahaan tentang asal sumber air produksi. suara.com+1
Pihak pabrik memaparkan bahwa mereka menggunakan sumur bor dalam sebagai sumber air, bukan mata air pegunungan seperti yang umum dipercaya publik. RMOLLAMPUNG+1
Dedi Mulyadi mengungkap rasa kagetnya saat mengetahui bahwa pengambilan air dilakukan dengan pengeboran sedalam 100-130 meter dari bawah tanah. suara.com+1


Fakta-Fakta Utama

  • Pihak perusahaan menyatakan: “Semua air bawah tanah… karena memang kualitas yang paling bagus itu yang paling dalam.” suara.com+1

  • Dedi Mulyadi: “Oh ini airnya dibor? saya kira air permukaan, air dari mata air… Berarti ini bukan dari mata air ya?” suara.com

  • Media menyebut slogan promosi Aqua menyatakan bahwa produk tersebut “berasal dari gunung-gunung terpilih” dan “air mineral pegunungan” — sementara fakta saat sidak menunjukkan sumbernya sumur bor. RMOLLAMPUNG+1

  • Angka produksi pabrik disebut cukup besar — satu laporan menyebut “2.000.850 liter per hari”. Popularitas.com


Tanggapan dan Kontroversi

Tindakan sidak ini memunculkan sorotan publik terutama terkait dua hal: kejelasan sumber air yang digunakan oleh industri air kemasan, serta potensi dampak terhadap lingkungan di kawasan pegunungan dan air tanah.
Publik mempertanyakan apakah promosi “mata air pegunungan” masih sesuai fakta produksi. RMOLLAMPUNG+1
Dedi Mulyadi juga menyinggung dampak ekologis: pengambilan air tanah dalam jumlah besar melalui pengeboran bisa memengaruhi keseimbangan air di daerah sekitar, terutama wilayah pegunungan yang rawan longsor. suara.com


Implikasi Lingkungan & Regulasi

  • Industri yang menggunakan air tanah (sumur bor) harus memiliki izin pengambilan air tanah serta harus melakukan analisis terhadap dampak lingkungan, serta kondisi sekitarnya.

  • Publik dan masyarakat lokal semakin menuntut transparansi dari perusahaan air kemasan terkait asal air, volume pengambilan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan dan warga sekitar.

  • Kasus ini bisa menjadi preseden untuk pengawasan yang lebih ketat terhadap perusahaan air kemasan dalam hal klaim pemasaran dan pengelolaan sumber air.


Kesimpulan

Sidak oleh Dedi Mulyadi di pabrik Aqua mengungkap bahwa sumber air yang digunakan adalah sumur bor dalam, bukan mata air pegunungan seperti yang selama ini dipersepsikan oleh publik. Temuan ini memicu perdebatan soal transparansi industri air kemasan dan pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Meskipun perusahaan mengklaim proses sudah sesuai regulasi, publik dan pemangku kepentingan terus mengamati dan menuntut kejelasan lebih lanjut.


Sumber

  • “Sidak Pabrik Aqua, Dedi Mulyadi Kaget Sumber Air Mineral dari Sumur Bor Bukan Pegunungan.” Suara.com. suara.com

  • “Sumber Air Mineral Aqua Ternyata Bukan dari Pegunungan, tapi Sumur Bor.” RMOL Lampung. RMOLLAMPUNG

  • “Aqua Ternyata Bukan dari Air Pegunungan tapi Sumur Bor.” Popularitas.com. Popularitas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *