BMKG Ungkap Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem Sumut–Aceh

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengungkap penyebab cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh dalam beberapa pekan terakhir. Fenomena ini menyebabkan banjir, longsor, dan gangguan aktivitas masyarakat hingga kerusakan infrastruktur yang cukup signifikan. Penjelasan lengkap dari BMKG ini penting untuk memahami dinamika cuaca sekaligus mengantisipasi dampak di masa mendatang.


Fenomena Cuaca Ekstrem di Sumut dan Aceh

Cuaca ekstrem yang terjadi di Sumut dan Aceh selama November 2025 ditandai dengan hujan deras disertai angin kencang dan gelombang tinggi di pesisir. Banjir dan longsor menjadi masalah utama yang menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa. Sebagian wilayah seperti Medan, Langsa, dan beberapa kabupaten di Aceh mengalami dampak paling parah.

Penjelasan BMKG: Apa Penyebabnya?

Kepala BMKG, Dr. Arif Wijaya, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor meteorologi yang menjadi pemicu cuaca ekstrem ini:

  1. Meningkatnya Aktivitas Monsun Timur Laut
    Monsun ini membawa massa udara dingin dan lembap dari wilayah Asia Timur menuju Indonesia bagian barat laut, termasuk Sumut dan Aceh. Pergerakan massa udara ini meningkatkan potensi hujan lebat yang berlangsung berkepanjangan.

  2. Zona Konvergensi Lokal (Local Convergence Zone)
    Di wilayah Sumut dan Aceh terdapat zona pertemuan angin yang menyebabkan udara naik secara cepat, membentuk awan tebal dan badai lokal. Zona ini memperkuat intensitas hujan terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi.

  3. Pengaruh Gelombang Atmosferik Madden-Julian Oscillation (MJO)
    Fenomena MJO yang berupa gelombang atmosferik di wilayah ekuator juga memperkuat pembentukan awan hujan. Saat MJO aktif, curah hujan di Indonesia terutama wilayah barat cenderung meningkat signifikan.

  4. Interaksi Angin Lokal dan Topografi
    Kondisi geografis Sumut dan Aceh dengan pegunungan yang memicu terjadinya orografis, dimana udara lembap dipaksa naik dan mengembun sehingga menimbulkan hujan deras di daerah tersebut.


Dampak dan Respon Penanganan

Cuaca ekstrem ini memicu banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan rumah, infrastruktur jalan, serta fasilitas umum. Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan evakuasi dan mitigasi risiko bencana. BMKG terus memberikan peringatan dini dan update informasi cuaca kepada masyarakat melalui berbagai kanal komunikasi.

“Penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah serta BPBD setempat untuk mengurangi risiko akibat bencana,” kata Dr. Arif Wijaya.


Upaya Mitigasi dan Prediksi Cuaca Kedepan

BMKG menegaskan bahwa meskipun fenomena cuaca ekstrem ini bersifat alami, penanggulangannya memerlukan sinergi antara lembaga pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain. Edukasi mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan menjadi kunci untuk mengurangi dampak kerusakan.

Untuk minggu-minggu ke depan, BMKG memprediksi intensitas hujan masih akan tinggi di wilayah Sumut dan Aceh terutama karena pengaruh Monsun dan MJO yang belum mereda. Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dan tetap mengikuti informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *